Maha Vihara Maitreya yang terletak di Jl. Ahmad Yani II Kec. Sungai Raya adalah Vihara terbesar & termegah yang ada di Kalimantan Barat
Keberagaman pemeluk agama di KKR telah mendorong terciptanya daya tarik wisata religius. Selain yang berakar dari agama Islam, daya tarik wisata religi yang cukup terkenal adalah yang berakar dari agama Konghucu, Budha, Hindu dan Kristen.
Beberapa objek wisata religi juga berpotensi untuk menarik wisatawan manca domestik dan manca negara karena latar belakang historis yang cukup panjang. Objek wisata religius yang berakar dari agama Konghucu sangat banyak kita temui di Kec. Sungai Kakap dan Sungai Raya. Beberapa objek wisata bahkan memiliki kategori yang unik. Pekong Laut yang berada ditengah muara Sungai Kakap misalnya, merupakan objek wisata religius yang sangat unik dan jarang ditemui di tempat lain.
IMLEK & FESTIVAL CAP GO MEH
WargaTionghoa atau China Khususnya di "Kubu Raya" dan pada umumnya di Kalimantan Barat memiliki ciri tersendiri dari merayakan pergantian tahun. Perayaan Cap Go Meh di "Kubu Raya" telah ditetapkan sebagai suatu Event tetap tiap tahun yang dilaksanakan oleh Bidang Kebudayaan Disbudparpora "Kab. Kubu Raya" dengan mengadakan pameran, pertunjukan Aksi Tatung, Barongsai dan Arak-arakan Naga (Liong).
Aksi Barongsai |
Imlek dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncaknya disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Hokkian, malam ke-15 merupakan puncak perayaan Imlek, oleh karenanya Cap Go Meh dirayakan secara khusus.
Dan hari ke 15 siang puncak dari penutupan Cap Go Meh dilakukan ritualpembakaran Naga dimana bertujuan untuk mengantarkan Arwah-arwah suci leluhur yang telah merasuki Naga kembali ke surga. Ritual pembakaran naga wajib dilakukan. Jika naga tidak dibakar, menurut kepercayaan mereka dikhawatirkan akan terjadi bencana dan musibah daerah dimana mereka tinggal. Karena arwah suci dari leluhur Tionghoa yang telah meraga dalam naga-naga untuk perayaan Cap Go Meh akan murka dan menjadi penasaran. Mengakibatkan aura negatif bagi seluruh warga Tionghoa pada tempat tersebut.
Dan hari ke 15 siang puncak dari penutupan Cap Go Meh dilakukan ritualpembakaran Naga dimana bertujuan untuk mengantarkan Arwah-arwah suci leluhur yang telah merasuki Naga kembali ke surga. Ritual pembakaran naga wajib dilakukan. Jika naga tidak dibakar, menurut kepercayaan mereka dikhawatirkan akan terjadi bencana dan musibah daerah dimana mereka tinggal. Karena arwah suci dari leluhur Tionghoa yang telah meraga dalam naga-naga untuk perayaan Cap Go Meh akan murka dan menjadi penasaran. Mengakibatkan aura negatif bagi seluruh warga Tionghoa pada tempat tersebut.
Aksi Tatung Perayaan Cap Go Meh di "Sungai Raya" |
Arak-arakan Naga |
Puncak Penutupan Cap Go Meh Pembakaran Naga di "Sungai Raya" |
(Featured Photo By. Yank Yank Photography & Yusriadi)
0 komentar:
Posting Komentar